Senin, 11 Februari 2013

Karomah Para Habaib

Bismillahirahmanirahim
kawanku semua yang dirahmati Allah, keistemewaan berupa mukjizat maupun karomah pasti
diberikan kepada manusia yang dicintai Allah, yang dekat dengan Allah, para nabi dan rasul pasti kita
sudah pernah membaca mukjizat mereka. nabi ibrahim yang tidak apa-apa saat dibakar, nambi
musa, nabi isya dan semua nabi… memliki mukjizat, bahkan para wali pun tidak luput Allah
anugerahkan kemulyaan2 kepadanya…
berikut ini kisah-kisah kemulyaan yang diberikan Allah kepada para habaib semoga menambah iman
kita kepada Allah..
Bacalah dengan bismillah terlebih dahulu semoga bermanfaat
Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas
------------------------------------------------
Karomahnya sudah tampak sejak dalam kandungan ibundanya. Meski kehilangan penglihatan sejak
kecil, ia giat menuntut ilmu. Dialah salah seorang ulama besar Hadramaut.
Di Hadramaut ada seorang ulama besar, seorang wali yang sangat termasyhur karena karomah-
karomahnya. Dialah Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas. Lahir pada 992 H / 1572 M di Desa
Lisk, dekat Kota Inat, Hadramaut. Dia juga yang mula-mula mendapat gelar Al-Aththas, “orang yang
bersin”. Disebut demikian karena, konon, ketika masih berada dalam kandungan ibundanya, Syarifah
Muznah binti Muhammad Al-Jufri, ia sering bersin. Janin yang masih dalam kandungan bisa bersin,
tentu hal ini merupakan hal yang luar biasa.
Meski sejak kecil ia sudah kehilangan penglihatan, Allah menerangi hatinya, sehingga ia mampu
menyerap dengan baik semua pengetahuan tentang agama yang diajarkan oleh ayahnya, Al-Imam
Abdurrahman bin Aqil. Semangat belajarnya memang sangat besar. Tak bosan-bosannya ia menuntut
ilmu kepada beberapa ulama besar, seperti Syekh Abu Bakar bin Salim, Muhammad bin Abdurrahman
Al-Hadi, Syekh Umar bin Isa As Samarqandi. Sementara guru utama yang paling ia hormati, ialah
Habib Husein bin Syekh Abu Bakar bin Salim.
Ia banyak belajar tasawuf, terutama dari Syekh Umar bin Isa Barakwah As-Samarqandi. Setelah
merasa cukup menuntut ilmu, ia membuka majlis taklim dengan mengajarkan ilmu agama.
Dakwahnya pun menyebar ke segala penjuru Hadramaut.
Belakangan ia dikenal sebagai seorang sufi yang banyak menguasai ilmu lahir dan batin, pengayom
anak yatim piatu, janda dan fakir miskin. Siang mengajar, malamnya ia gunakan untuk melakukan
Riyadhah, beribadah, bermunajat kepada Allah SWT, dan sangat jarang sekali tidur.
Sebagai ulama besar dan sufi, Habib Umar dikenal dengan beberapa karomahnya. Ia sangat
termasyhur, bahkan sampai ke negeri Cina. Suatu hari salah seorang anak Habib Abdurrahman
melawat ke Cina di sana ia bertemu dengan seorang sufi yang memberi salam dan hormat, padahal
ia tidak mengenalnya.
“Bagaimana engkau mengenalku, padahal kita belum pernah bertemu?” tanyanya.
“Bagaimana aku tidak mengenal engkau? Ayahmu, Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas, adalah
guru kami, dan kami sangat menghormatinya. Habib Umar sering datang ke negeri kami, dan ia
sangat terkenal di sini,” jawab sufi tersebut. Padahal jarak antara Hadramaut dan Cina sangat jauh,
tapi Habib Umar telah berdakwah sampai ke sana.
Syekh Muhammad Baqais, salah seorang muridnya, bercerita, “Suatu kali Habib Umar mendamaikan
beberapa suku yang berperang sampai berkali-kali. Tapi tetap saja ia tidak mendapatkan tanggapan
yang baik. Karena itu ia pun melemparkan biji tasbihnya kepada mereka. Dengan izin Allah, biji
tasbih itu menjadi ular, barulah mereka sadar dan minta maaf.”
Nama Habib Umar tidak bisa dipisahkan dari karya agung yang diberi judul: Azizul Manal wa Fathu
Babil Wishal (Anugrah nan Agung dan Pembuka Pintu Tujuan),” yang belakangan sangat terkenal
sebagai Ratib Al-Aththas. Habib Umar sendiri berwasiat, “Rahasia dan hikmah telah kutitipkan di
dalam Ratib ini.
Menurut Habib Abdurrahman Al-Habsyi (Kwitang, Jakarta), Ratib Al-Aththas lebih tua dibanding
dengan Ratib Al-Haddad. Ratib Al-Haddad disusun pada 1071 H / 1651 M oleh Habib Abdullah Al-
Haddad. Sedang Ratib Al-Aththas disusun jauh sebelumnya. Ada beberapa wirid atau doa yang tidak
ada dalam Ratib Al-Aththas tapi terdapat dalam Ratib Al-Haddad, demikian pula sebaliknya. Namun
seperti ratib-ratib yang lain, keduanya tetap mengacu pada doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Ratib Al-Aththas biasa dibaca usai shalat maghrib, tapi boleh juga di baca setiap pagi, siang atau
tengah malam. Bisa dibaca sendiri atau berjema’ah. Manfaat ratib ini sangat besar. Bahkan ada
sebagian ulama yang mengatakan, dengan membaca Ratib Al-Aththas atau Ratib Al-Haddad setiap
malam, Allah akan menjaga dan memelihara seluruh penghuni kota tempat tinggal kita,
menganugerahkan kesehatan, dan memudahkan rezeki-Nya kepada setiap penduduk.
Dalam keadaan sangat khusus dan mendesak, Ratib tersebut bisa dibaca 7 hingga 41 kali berturut-
turut pendapat ini mengacu kepada beberapa hadits Rasulullah SAW tentang manfaat istighfar dan
doa-doa lainnya. Sebab, dalam Ratib-ratib tersebut antara lain terdapat shalawat, tahlil, tasbih,
tahmid dan istighfar.
Orang yang mengamalkan ratib ini tidak akan terluka jika pada suatu hari dipatuk ular, tidak akan
merasa takut, ia akan selamat dari segala yang ditakuti.
Betapa hormat para ulama kepada Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas. Hal ini terlihat ketika
suatu hari seorang ulama, Syekh Salim bin Ali, mengunjungi Imam Msjidilharam, Habib Muhammad
bin Alwi Assegaf, dan menyampaikan salam dari Habib Umar. Seketika itu juga Habib Muhammad
menundukan kepala sejenak, lalu berkata, “Layak setiap orang menundukkan kepala kepada Habib
Umar. Demi Allah, saya mendengar suara gemuruh di langit untuk menghormati beliau. Sementara di
bawah langit ini, tidak ada orang lebih utama daripada beliau.”
Habib Umar bin Muhammad Al-Aththas wafat pada 23 Rabiul Akhir 1072 H / 1652 M. jenazahnya
dimakamkan di Hadramaut. Sampai sekarang makamnya selalu dikunjungi banyak peziarah dari
berbagai belahan dunia.
Habieb Kramat Bangil
--------------------------
Habib Abdullah bin Ali Al-Haddad adalah seorang ulama besar pada zamannya. Ia menuntut ilmu
dari beberapa ulama, kuat beribadah, dan selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Ulama yang dikenal sangat alim, dan karenanya dikenal sebagai waliyullah itu lahir pada 4 Safar
1261 Hijriyah atau 12 Februari 1840 M. di kota Hawi, Tarim, Hadramaut, Yaman.
Habib Abdullah yang di Indonesia lebih populer dengan sebutan Habib Kramat Bangil, terkenal di
kalangan muslimin sebagai ulama yang konsisten memperjuangkan kebenaran. Di masa hidupnya,
tak jemu-jemunya ia mengajak umat untuk selalu hidup di jalan yang benar, sesuai dengan ajaran Al-
Qur’an dan Sunah Rasul.
Habib Abdullah juga menulis sejumlah kitab, yang tidak hanya kitab-kitab agama, tapi juga menulis
syair yang bermuatan hikmah. Kumpulan syairnya di bukukan dalam diwan (antologi) berjudul Qalaid
al-Lisan fi Ahl al-Islam wa Al-Iman.
Kitab yang ia tulis antara lain, Suliamuthalib li alal Muratib, Syarah Ratib Haddad, Hujjatul Mukminin
fi Tawasul Bisayid al-Mursalin, dan kitab Maulid Al-Haddad, dan lain-lain. Sebagai penghormatan
kepadanya, setiap tanggal 27 Safar digelar acara Haul di makamnya di Sangeng Kramat Bangil,
Pasuruan, Jawa Timur.
Ia dibesarkan dalam keluarga yang akrab dengan nuansa kenabian, kewalian, dan keilmuan. Sejak
kecil ia mendapat bimbingan membaca, mempelajari dan menghafal Al-Qur’an dari ayahnya, Habib
Ali bin Hasan Al-Haddad, sehingga alam pikirannya selalu terpaut pada Al-Qur’an.
Menjelang dewasa ia meneruskan studinya di kota kelahirannya, Tarim. Disanalah ia mempelajari
beberapa cabang ilmu, seperti fikih, tafsir hadis, dan laian-lain dari para ulama terkemuka. Mufti
Habib Allamah Abdurrahman Al-Mansyur, pengarang kitab Buhgyatul Mustarsyidin, Habib Umar bin
Hasan Al-Haddad di Ghurfah, Habib Idrus bin Umar Al-Habsyi di Seiwun, Habib Muhsin bin Alwi
Assegaf, Habib Muhammad bin Ibrahim Bilfaqih.
Dalam hal tasawuf, ia berguru kepada Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad yang terkenal sebagai
pendiri tarekat Haddadiyah. Beberapa tahun setelah belajar kepada guru tasawufnya itu, ia juga
dikenal sebagai sufi terkemuka dan seorang mursyid di kalangan tarekat Haddadiyah.
Pada 1281 H / 1800 M ia meninggalkan kampung halaman menuju kota Do’an dan Gidun untuk
berguru kepada beberapa ulama, seperti Habib Thahir bin Umar Al-Haddad dan Syekh Muhammad
bin Abdullah Basuwaidan. Kepada mereka ia mempelajari kitab Minhaj Al-Thalibin karya Imam
Nawawi. Tak lama kemudian, ia mendapatkan ijazah untuk beberapa cabang ilmu, seperti Akidah, Nas
(pegangan dalam hukum Islam), ilmu Ushul Fiqh (pokok–pokok dalam ilmu pengetahuan tentang
fiqh), periwayatan hadis dan logika.
Sebagai ulama yang haus ilmu, pada 12 94 H / 1813 M, ia meneruskan perjalanan ke Guairah untuk
berguru kepada Habib Ahmad bin Muhammad Al-Mukhdar. Dari ayahnya Habib Muhammad bin
Ahmad Al-Mukhdar, Bondowoso, Jawa Timur, ia mendapat ijazah untuk beberapa cabang ilmu
pengetahuan.
Bertemu Hansip
Pada salah satu mukaddimah ijazahnya disebutkan, “Aku berikan ijazah kepada keturunan Al-Quthb
Al-Ghaouts, Habib Abdullah bin Ali Al-Haddad sebagai ahli ibadah yang tampak di wajahnya cahaya
ulama salaf. Kelak dia akan menggantikan kedudukan salaf pendahulunya, dan aku anggap dia
sebagai anakku.”
Pada 1295 H / 1814 M ia menunaikan ibadah haji berziarah ke makam Rasulullah SAW. Selama
berada di Mekah, ia tinggal di rumah Mufti Habib Muhammad bin Husien Al-Habsyi, ayahanda Habib
Ali bin Muhammad Al-Habsyi, penyusun Simthut Durar. Sementara di kota Jarwal, ia mempelajari
ilmu Nahwu dan Mantiq, sehingga memperoleh ijazah dari Sayid Ahmad Zaini Dahlan.
Tak lama kemudian ia menuju Madinah, tinggal 4 bulan di sana, berguru kepada Syekh Muhammad
Abdul Mukti bin Muhammad Al-Azab, seorang fakih dan pakar bahasa Arab, tapi ia tidak mendapat
ijazah, sebelum mendapat ijazah dari Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad. Setelah mendapat ijazah
dari Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad berupa wirid dan kitab-kitab karangannya, barulah ia
memperoleh ijazah dari Syekh Muhammad bin Abdul Mkti.
Pada 1297 H / 1819 M ia mulai berdakwah ke tanah Melayu. Mula-mula ke Singapura, lalu ke Johor.
Di sana ia bersahabat dengan Sayid Salim bin Thaha Al-Habsyi dan Sultan Abu Bakar bin Ibrahim
yang saat itu menjadi Sultan Johor. Ketika menghadiri peresmian istana kesultanan Johor, ia ditemui
oleh Sultan Ahmad dari Padang dan diminta untuk menjadi Mufti di sana. Namun Habib Abdullah
menolak dengan halus.
Setelah kurang lebih 4 tahun berdakwah di Johor, ia meneruskan perjalanan dakwahnya ke Jawa,
Indonesia mula-mula ia tiba di Batavia, kemudian meneruskan ke Bogor, Solo dan Surabaya. Di kota-
kota tersebut, ia merasa kurang nyaman, walaupun kaum muslimin sempat menyambutnya dengan
antusias. Pada akhir syawal 1301 H, ia tiba di Bangil, Jawa Timur. Disinilah ia merasakan
kenyamanan dan pada akhirnya menetap untuk berdakwah. Setiap hari, selepas asar, ia menggelar
pengajian, dan setiap Kamis mengisi Majlis Taklim di Masjid Kalianyar.
Ia mengisi hari-harinya dengan ibadah, sejak maghrib hingga Isya, ia selalu membaca Al-Qur’an
dengan hafalan, selepas salat Isya berjema’ah, ia beristirahat selama dua jam, setelah itu membaca
Ratib bersama anak dan para sahabatnya. Kemudian ia belajar sampai jam 24.00.
Dua jam kemudian, ia beristirahat, lalu salat sunnah, setelah itu berkeliling Kota Bangil. Pukul 03 dini
hari pulang, lalu salah Tahajud hingga menjelang fajar. Setelah salat subuh berjema’ah bersama
keluarga, ia membaca wirid sampai menjelang Dhuha, lalu salat Dhuha delapan raka’at. Begitulah
amalan ulama besar ini setiap hari.
Pada suatu malam ketika mengelilingi kota Bangil, ia bertemu dengan seorang Hansip, “Kenapa
malam-malam begini Habib berkeliling di jalanan?” tanya si Hansip keheranan. “Mengapa kamu juga
berada di Pos penjagaan ini?” Habib Abdullah balik bertanya. “Kami ditugasi oleh pak Camat
menjaga daerah sekitar sini,” jawab si Hansip. Maka Habib Abdullah pun menimpali, “Saya juga
mendapat tugas dari penguasa alam semesta.”
Suatu hari ia membacakan kitab-kitab karangan Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad di masjid
Kalianyar. Setiap kali hadir di majlis taklim yang dihadiri kurang lebih 60 orang itu, ia biasa
membawa ketel kecil berisi kopi, usai pengajian menjelang magrib, dihidangkanlah kopi itu pada para
jema’ah. Ternyata kopi itu cukup untuk 60 orang yang hadir.
Ketel Kopi
Suatu hari, tanpa diduga, Habib Muhammad bin Ahmad Al-Mukhdar bersama rombongan sebanyak
60 orang berkunjung ke majlis taklim tersebut. Habib Abdullah meminta Syekh Mubarak Jabil
menuangkan kopi dan menghidangkannya kepada mereka. Setelah menuangkan kop ke beberapa
cangkir, ternyata kopinya habis, dan ia berhenti menghidangkan kopi. “Tuangkan lagi kopinya,” kata
Habib Abdullah.
Dengan bingung, Syekh Mubarak berbisik kepada Habib Muhammad, putra Habib Abdullah, “Ketelnya
sudah kosong.” Tapi kata Habib Muhammad, “Turuti saja perintahnya.” Maka Syekh Mubarak pun
kembali mencoba menuangkan kopi ke cangkir-cangkir dari ketel kosong itu. Betapa terkejutnya ia
manakala dilihatnya dari ketel kosong itu tetap mengucur kopi hangat hingga seluruh tamu kebagian.
Suatu sore seorang bangsawan Bugis dari Makasar bertandang ke Bangil, dan menghadiahkan
sebuah peti dari emas berisi kayu Gaharu dan sejumlah besar uang untuk Habib Abdullah. Sebelum
menerima hadiah, ia bertanya, ”Apakah di negaramu ada orang yang berhak menerima sedekah?”
bangsawan itu menjawab, “Ya, ada.” Maka Habib Abdullah minta agar hadiah itu di bagi-bagikan
kepada fakir miskin di Makasar.
“Alhamdulillah, kami dalam keadaan mampu,” ujar Habib Abdullah seraya menunjukkan sebuah
kantung penuh berisi uang emas. Maka sang bangsawan bugis itu segera mohon maaf dan berjanji
akan melaksanakan amanatnya. Habib Abdullah memang terkenal sangat dekat dengan fakir miskin.
Setiap bulan, ia membantu sekitar 70 keluarga fakir miskin.
Suatu hari, Residen Pasuruan datang ke Bangil, begitu ia turun dari kereta berkuda, semua orang
berdiri menghormatinya. Kebetulan saat itu, Habib Abdullah berada di situ, mengantar pamannya,
Habib Ahmad bin Hasan Al-Haddad, hendak pulang ke Surabaya. Ketika sang Residen lewat persis di
depan Habib Abdullah, ia tidak mengindahkannya, ia tetap duduk santai, tidak berdiri
menghormatinya.
Maka datanglah seorang anggota polisi memerintahkan datang ke kantor Residen Pasuruan. Tanpa
pikir panjang ia berangkat kesana. Sampai disana, ia menunggu di ruang depan, tapi tak seorang
petugas pun menemuinya. Anehnya, bahkan ada beberapa orang petugas yang lari ketakutan ketika
melihat kehadiran Habib Abdullah.
Akhirnya, seorang pegawai keresidenan menemuinya sambil berkata gemetaran, “Sebaiknya Habib
kembali saja, sebab Residen dan semua stafnya takut melihat kedatangan Habib yang di dampingi
dua ekor harimau dengan mulut terbuka.” Setelah kejadian itu, sang Residen meletakkan jabatan.
Suatu hari Sayid Umar Syatta, Mufti Haramain dari Mekah, menerima Ru’yah (penampakan dalam
mimpi) bahwa Rasulullah menganjurkan untuk menemui Habib Abdullah bin Ali Al-Haddad. “Dia
adalah cucuku yang sebenarnya,” kata Nabi dalam Ru’yah tersebut. Dalam pertemuan itu, Sayid Umar
Syatta menciumi lutut dan kaki serta mohon maaf kepada Habib Abdullah kerena tidak tahu
kedudukan Habib Abdullah, seandainya Nabi tidak memberitahukannya.
Ada satu hal yang selalu ia tekankan kepada murid-muridnya, juga dalam tulisan di beberapa
kitabnya ia selalau mengajarkan untuk berperilaku tawadu’ (rendah hati), tidak takabur, sombong dan
riya’. Sebab kata Habib Abdullah, semua itu adalah sifat-sifat setan.
Habieb Noh singapura.
---------------------------
Singapura, Negeri Melayu yang berpenduduk mayoritas Chinese dan beragama Nasrani, ternyata tetap
melestarikan tradisi dan peninggalan bersejarah kaum muslimin. Misalnya karamat Habib Noh.
Makam sufi yang berusia lebih dari seabad itu tetap terpelihara dengan baik.
Di ketinggian sebuah bukit terlihat bangunan yang dikelilingi taman asri, bersih dan tenteram. Dari
Jalan Palmer, semua tampak jelas. Burung-burung merpati yang bebas berterbangan atau bertengger
disekitarnya menambah kesejukan suasana di tengah kesibukan Bandar Raya Negeri Singa tersebut.
Penduduk setempat, dari rumpun melayu atau kaum muallaf, juga orang-orang dari berbagai negeri,
seperti Malaysia, Thailand dan Indonesia masih banyak menziarahi tempat yang dikenal sebagai
keramat Habib Noh ini.
Keramat Habib Noh ini dibangun pada 1890 oleh Syed Mohammad bin Ahmad Alsagoff. Bangunan di
atas bukit itu – orang harus melalui 49 anak tangga untuk mencapainya – dibiayai para dermawan.
Di masa lalu pemeliharaan tempat keramat itu dilakukan olah para sukarelawan, yaitu orang-orang
yang percaya dan mengharap berkah dari memelihara makam wali sakti itu. Tetapi sejak 1936
ditangani Dewan Muslim dan Hindu, yang akhirnya dialihkan kepada Muslim Cuoncil of Singapore
(MUIS).
Sekarang makam tersebut dijaga dan dirawat oleh seorang Imam dibantu asistennya. Tugasnya
antara lain menertibkan para peminta-peminta. Para peziarah yang ingin memberikan uang kepada
para pengemis diminta untuk menyerahkannya kepada mereka, lalu sang asisten Imam akan
membagi-bagikannya dengan sama rata. Penduduk di sekitar makampun masih meneruskan tradisi
menyumbang sesuatu bagi kepentingan peziarah, dari mulai memberikan makanan sampai kipas
angin.
Batu nisan makam dililit kain berwarna kuning terang, yang diasosiasikan dengan kesucian,
sementara makamnya diselimuti kain hijau, warna yang selalu dihubungkan dengan Islam. Harumnya
wewangian dan bunga memenuhi segenap ruangan makam. Di luar, berterbangan dan bertengger
bebas burung-burung merpati sehingga menambah keyakinan para peziarah bahwa makam ini
memang amat keramat, burung, ayam dan kelinci pun merasa aman di sana.
Cinta Anak
Siapa sebenarnya Habib Noh? Mengapa ia masih sangat dihormati meski telah meninggal seabad
lalu? Sayyid Noh bin Mohammad Alhabshe atau Habib Noh, begitu panggilannya, datang ke Singapura
dari Kedah, semenanjung Malaysia. Setelah Sir Stamford Raffles menduduki Malaysia. Ia bermukim
selama 30 tahun. Namun ia tetap sering berkeliling Malaysia, kebanyakan ke Johor Baru, untuk
berdakwah.
Semasa hidupnya, Habib Noh sangat memperhatikan anak-anak serta orang miskin dan melarat. Ia
selalu memberikan anak-anak permen dan menyumbangkan uang untuk orang miskin. Ia amat
dicintai orang yang mengenalnya. Tidak aneh bila Habib Noh selalu dikelilingi teman-temannya. Ia
juga rajin berziarah kubur, berdoa untuk mereka yang sudah meninggal, meskipun ia tidak
mengenalnya secara pribadi.
Menurut catatan, Habib Noh menikah dengan Anchik Hamidah yang berasal dari Provinsi Wellesly,
Penang. Mereka memiliki seorang putri yang bernama Sharigah Badaniah. Kemudian Sharifah
Badaniah menikah dengan Syed Mohammad bin Hasan Al-Shatri di Jelutong, Penang. Dari
pernikahan itu mereka memiliki seorang putri bernama Sharifah Ruqayah yang menikah dengan Syed
Alwi bin Ali Al-Junaid. Dari pasangan inilah Habib Noh memperoleh lima cicit: Syed Abdurrahman,
Syed Abdullah, Sharifah Muznah, Sharifah Zainah, dan Sharifah Zubaidah.
Habib Noh sendiri memiliki tiga orang adik laki-laki. Mereka adalah Habib Arifin, dan Habib Zain,
keduanya meninggal di Penang. Dan yang termuda Habib Salikin yang meninggal di Daik (?)
Indonesia.
Tidak mengherankan jika orang seperti Habib Noh, pendakwah yang banyak beramal, dianugerahi
kemampuan istimewa. Banyak yang percaya, ia memiliki kemampuan untuk menghilang dan terlihat
berada di beberapa tempat pada saat yang sama. Konon, ketika ia berada di Singapura, ada beberapa
orang – pada saat yang sama – melihatnya sedang berdoa di Masjidil Haram Mekah, Arab Saudi.
Kelebihan yang muncul dari rasa cintanya terhadap anak-anak. Pernah ia menyembuhkan luka di
kaki seorang anak, hanya dengan melatakkan tangannya di atas luka tersebut sambil berdoa. Hanya
dalam beberapa saat, si anak itu dapat berlari kembali seperti tidak pernah terjadi apa-apa
dengannya. Ayah si anak yang begitu bahagia, memberikan sejumlah uang sebagai tanda terima
kasih. Habib Noh menerima hadiah itu, tapi kemudian menyerahkan kembali kepada orang yang
membutuhkan.
Kisah-kisah Habib Noh
Bahkan dikisahkan Habib Noh pernah menembus hujan badai untuk menyembuhkan sakit seorang
anak. Ia berjalan ke Paya Lebar dari rumahnya di Teluk Belangah. Ketika ia tiba di tempat pasiennya,
percaya atau tidak, orang tua si anak yang sakit tadi menyaksikan bahwa jubah Habib Noh tetap
kering, tidak basah, atau tanda-tanda lain layaknya orang yang kehujanan.
Di lain waktu Habib Noh pernah terbangun dari tidurnya, karena suara tangis anak kecil
berkepanjangan. Ia kemudian menyadari bahwa tangis itu berasal dari sebuah rumah keluarga
miskin. Jelas itu tangis bocah yang kelaparan. Habib Noh lalu mengambil daging buah kelapa,
diperas menjadi santan, dan dicampurnya dengan air. Setelah itu dibacanya sebuah doa, atas
kehendak Allah, santan itu berubah jadi susu dan untuk sementara dapat menghentikan tangis
kelaparan bocah papa tersebut.
Habib Noh juga dengan kekuatannya yang akurat membaca pertanda, seakan-akan ia bisa tahu
apakah seseorang membutuhkan bantuan atau mempunyai niat yang tidak baik terhadap dirinya.
Konon, ada seorang pria India, Muslim yang akan mengunjungi keluarganya di India dengan
menggunakan kapal laut. Secara rahasia ia bernazar bila dapat kembali ke Singapura dengan
selamat, ia akan memberi hadiah kepada Habib Noh.
Saat tiba kembali di Singapura, ia sangat terkejut mendapati Habib Noh telah menunggunya di
pelabuhan. Habib Noh berkata, “Saya yakin Anda telah berjanji untuk memberikan sesuatu kepada
saya.” Dengan terkejut si India itu menjawab, “Katakan, wahai orang bijak, apa yang engkau inginkan,
maka akan aku berikan kepadamu.” Sang Habib berkata lagi, “Saya ingin memiliki beberapa gulung
kain Kuning, yang akan saya berikan kepada orang miskin dan anak-anak.” Yang diminta kain itu
pun kemudian memeluk Habib Noh dan sambil menangis, ia berkata, “Demi Allah aku sangat bersedia
untuk menghadiahkannya kepada orang yang dimuliakan Tuhan karena kebaikannya terhadap
kemanusiaan. Berikan aku waktu tiga hari untuk mempersembahkan kepadamu.” Dan orang India itu
pun menepati janjinya.
Habib Noh rupanya sudah merasa bahwa ia akan segera meninggal dunia. Beberapa hari sebelum
saatnya tiba, ia melakukan apa saja agar dapat menyampaikan sebanyak mungkin nasihat kepada
teman-temannya yang dicintai. Beberapa kata bijak yang patut kita ingat adalah: “Jangan serakah
akan harta dan materi yang bersifat duniawi, atau memiliki perasaan benci kepada siapapun
sepanjang hidupmu.”
Pada akhir Juli 1866, pada usia 78 tahun, Habib Noh meninggal di kediaman Johor Temenggong Abu
Bakar di Teluk Belangah. Ketika berita meninggalnya menyebar, banyak orang dari berbagai kalangan,
termasuk para muallaf dan pnduduk dari pulau tetangga, datang untuk memberikan penghormatan
terakhir. Bahkan semua Kusir di Pulau Singa menghentikan kegiatannya mencari uang, untuk
mengantarkan orang tua, wanita, dan anak-anak ke pemakaman secara gratis.
Namun sebelum rombongan meninggalkan kediaman Temenggong menuju pemakaman Muslil Bidari,
terjadi sebuah peristiwa, keranda tidak bisa bergerak meski puluhan orang telah mengerahkan tenaga
untuk mengangkatnya. Suasana panik dan tangis hampir-hampir tak terbendung. Untunglah saat itu
seorang kerabat ingat pesan terakhir almarhum.
Sebelum wafat, rupanya Habib Noh pernah berwasiat kepada kerabatnya bahwa ia ingin dimakamkan
di puncak Gunung Palmer – sebuah pekuburan kecil. Namun entah mengapa, di hari itu kerabatnya
melupakan pesan tersebut. Begitu para kerabat dan sahabatnya memutuskan hendak membawa
jenazah ke tempat yang diwasiatkan, keranda menjadi enteng, dipikul dari bahu ke bahu, bak
melayang mendaki bukit, diiringi gemuruh takbir. Hingga sekarang makam disebelah Gedung YMCA,
atau yang dikenal sebgai Bestway Building, itu tetap diziarahi orang.
Meskipun ia telah pergi, tinggal makamnya yang dikeramatkan, ada sebuah keajaiban yang masih
diingat penduduk Singapura. Ketika Perang Dunia II, tanpa ampun sebuah bom menghancurkan area
di Gunung Palmer, termasuk taman pemakaman yang ada di sana. Tetapi sungguh ajaib, keramat
Habib Noh tetap berdiri tegak seakan tak tersentuh sama sekali. Allahu Akbar…!
Habieb Munzir Almussawa
-------------------------------
Ketika ada orang yg iseng bertanya padanya : wahai habib, bukankah Rasul saw juga punya rumah
walau sederhana??, beliau tertegun dan menangis, beliau berkata : iya betul, tapikan Rasul saw juga
tidak beli tanah, beliau diberi tanah oleh kaum anshar, lalu bersama sama membangun rumah.., saya
takut dipertanyakan Allah kalau ada orang muslim yg masih berumahkan koran di pinggir jalan dan
di gusur gusur, sedangkan bumi menyaksikan saya tenang tenang dirumah saya..
pernah ada seorang wali besar di Tarim, guru dari Guru Mulia Almusnid alhabib Umar bin Hafidh,
namanya Hb Abdulqadir Almasyhur, ketika hb munzir datang menjumpainya, maka habib itu yg sudah
tua renta langsung menangis.. dan berkata : WAHAI MUHAMMAD…! (saw), maka Hb Munzir berkata :
saya Munzir, nama saya bukan Muhammad.., maka habib itu berkata : ENGKAU MUHAMMAD SAW..!,
ENGKAU MUHAMMAD.. SAW!, maka hb Munzir diam… lalu ketika ALhabib Umar bin Hafidh datang
maka segera alhabib Abdulqadir almasyhur berkata : wahai umar, inilah Maula Jawa (Tuan Penguasa
Pulau Jawa), maka Alhabib Umar bin Hafidh hanya senyam senyum.. (kalo ga percaya boleh tanya
pada alumni pertama DM)
lihat kemanapun beliau pergi pasti disambut tangis ummat dan cinta, bahkan sampai ke pedalaman
irian, ongkos sendiri, masuk ke daerah yg sudah ratusan tahun belum dijamah para da’i, ratusan
orang yg sudah masuk islam ditangannya, banyak orang bermimpi Rasul saw selalu hadir di
majelisnya,
bahkan ada orang wanita dari australia yg selalu mimpi Rasul saw, ia sudah bai’at dengan banyak
thariqah, dan 10 tahun ia tak lagi bisa melihat Rasul saw entah kenapa, namun ketika ia hadir di
Majelis Hb Munzir di masjid almunawar, ia bisa melihat lagi Rasulullah saw..
maka berkata orang itu, sungguh habib yg satu ini adalah syeikh Futuh ku, dia membuka hijabku
tanpa ia mengenalku, dia benar benar dicintai oleh Rasul saw, kabar itu disampaikan pada hb munzir,
dan beliau hanya menunduk malu..
beliau itu masyhur dalam dakwah syariah, namun mastur (menyembunyikan diri) dalam keluasan
haqiqah dan makrifahnya. .
bukan orang yg sembarangan mengobral mimpi dan perjumpaan gaibnya ke khalayak umum
ketika orang ramai minta agar Hb Umar maulakhela didoakan karena sakit, maka beliau tenagn
tenang saja, dan berkata : Hb Nofel bin Jindan yg akan wafat, dan Hb Umar Maulakhela masih
panjang usianya.. benar saja, keesokan harinya Hb Nofel bin Jindan wafat, dan Hb Umar maulakhela
sembuh dan keluar dari opname.., itu beberapa tahun yg lalu..
ketika Hb Anis Alhabsyi solo sakit keras dan dalam keadaan kritis, orang orang mendesak hb munzir
untuk menyambangi dan mendoakan Hb Anis, maka beliau berkata pd orang orang dekatnya, hb anis
akan sembuh dan keluar dari opname, Insya Allah kira kira masih sebulan lagi usia beliau,..
betul saja, Hb Anis sembuh, dan sebulan kemudian wafat..
ketika gunung papandayan bergolak dan sudah dinaikkan posisinya dari siaga 1 menjadi “awas”,
maka Hb Munzir dg santai berangkat kesana, sampai ke ujung kawah, berdoa, dan melemparkan
jubahnya ke kawah, kawah itu reda hingga kini dan kejadian itu adalah 7 tahun yg lalu (VCD nya
disimpan di markas dan dilarang disebarkan)
demikian pula ketika beliau masuk ke wilayah Beji Depok, yg terkenal dg sihir dan dukun dukun
jahatnya., maka selesai acara hb munzir malam itu, keesokan harinya seorang dukun mendatangi
panitya, ia berkata : saya ingin jumpa dg tuan guru yg semalam buat maulid disini..!, semua
masyarakat kaget, karena dia dukun jahat dan tak pernah shalat dan tak mau dekat dg ulama dan
sangat ditakuti, ketika ditanya kenapa??, ia berkata : saya mempunyai 4 Jin khodam, semalam
mereka lenyap., lalu subuh tadi saya lihat mereka (Jin jin khodam itu) sudah pakai baju putih dan
sorban, dan sudah masuk islam, ketika kutanya kenapa kalian masuk islam, dan jadi begini??, maka
jin jin ku berkata : apakah juragan tidak tahu?, semalam ada Kanjeng Rasulullah saw hadir di acara
Hb Munzir, kami masuk islam..!
kejadian serupa di Beji Depok seorang dukun yg mempunyai dua ekor macan jadi jadian yg menjaga
rumahnya, malam itu Macan jejadiannya hilang, ia mencarinya, ia menemukan kedua macan jadi2an
itu sedang duduk bersimpuh didepan pintu masjid mendengarkan ceramah hb munzir..
demikian pula ketika berapa muridnya berangkat ke Kuningan Cirebon, daerah yg terkenal ahli santet
dan jago jago sihirnya, maka hb munzir menepuk bahu muridnya dan berkata : MA’ANNABIY.. !,
berangkatlah, Rasul saw bersama kalian..
maka saat mereka membaca maulid, tiba tiba terjadi angin ribut yg mengguncang rumah itu dg
dahsyat, lalu mereka mnta kepada Allah perlindungan, dan teringat hb munzir dalam hatinya, tiba
tiba angin ribut reda, dan mereka semua mencium minyak wangi hb munzir yg seakan lewat
dihadapan mereka, dan terdengarlah ledakan bola bola api diluar rumah yg tak bisa masuk kerumah
itu..
ketika mereka pulang mereka cerita pd hb munzir, beliau hanya senyum dan menunduk malu..
demikian pula pedande pndande Bali, ketika Hb Munzir kunjung ke Bali, maka berkata muslimin
disana, habib, semua hotel penuh, kami tempatkan hb ditempat yg dekat dengan kediaman Raja Leak
(raja dukun leak) di Bali, maka hb munzir senyum senyum saja, keesokan harinya Raja Leak itu
berkata : saya mencium wangi Raja dari pulau Jawa ada disekitar sini semalam..
maaf kalo gue ceplas ceplos, cuma gue lebih senang guru yg mengajar syariah namun tawadhu, tidak
sesohor, sebagaimana Rasul saw yg hakikatnya sangat berkuasa di alam, namun membiarkan musuh
musuhnya mencaci dan menghinanya, beliau tidak membuat mereka terpendam dibumi atau ditindih
gunung, bahkan mendoakan mereka,
demikian pula ketika hb munzir dicaci maki dg sebutan Munzir ghulam ahmad..!, karena ia tidak mau
ikut demo anti ahmadiyah, beliau tetap senyum dan bersabar, beliau memilih jalan damai dan
membenahi ummat dg kedamaian daripada kekerasan, dan beliau sudah memaafkan pencaci itu
sebelum orang itu minta maaf padanya, bahkan menginstruksikan agar jamaahnya jangan ada yg
mengganggu pencaci itu, kemarin beberapa minggu yg lalu di acara almakmur tebet hb munzir malah
duduk berdampingan dg si pencaci itu, ia tetap ramah dan sesekali bercanda dg Da’i yg mencacinya
sebagai murtad dan pengikut ahmadiyah..
Habieb Sholeh Tanggul
----------------------------
Membicarakan karamah Habib Sholeh tidak bisa lepas dari peristiwa yang mempertemukan dirinya
dengan Nabi Khidir AS. Kala itu, layaknya pemuda keturunan Arab lainnya, orang masih
memanggilnya Yik, kependekan dari kata Sayyid, yang artinya Tuan, sebuah gelar untuk keturunan
Rasulullah.
Suatu ketika Yik Sholeh sedang menuju stasiun Kereta Api Tanggul yang letaknya memang dekat
dengan rumahnya. Tiba-tiba datang seorang pengemis meminta uang. Sholeh yang sebenarnya
membawa sepuluh rupiah menjawab tidak ada, karena hanya itu yang dimiliki. Pengemis itupun pergi,
tetapi kemudian datang dan minta uang lagi. Karena dijawab tidak ada, ia pergi lagi, tetapi lalu
datang untuk ketiga kalinya. Ketika didapati jawaban yang sama, orang itu berkata, “Yang sepuluh
rupiah di saku kamu?” seketika Yik Sholeh meresakan ada yang aneh. Lalu ia menjabat tangan
pengemis itu. Ketika berjabat tangan, jempol si pengemis terasa lembut seperti tak bertulang.
Keadaan seperti itu, menurut beberapa kitab klasik, adalah cirri fisik nabi Khidir. Tangannyapun
dipegang erat-erat oleh Yek Sholeh, sambil berkata, “Anda pasti Nabi Khidir, maka mohon doakan
saya.” Sang pengemispun berdoa, lalu pergi sambil berpesan bahwa sebentar lagi akan datang
seorang tamu.
Tak lama kemudian, turun dari kereta api seorang yang berpakaian serba hitam dan meminta Yik
Sholeh untuk menunjukkan rumah habib Sholeh. Karena di sekitar sana tidak ada yang nama Habib
Sholeh, dijawab tidak ada. Karena orang itu menekankan ada, Yik Sholeh menjawab, “Di daerah sini
tidak ada, tuan, nama Habib Sholeh, yang ada Sholeh, saya sendiri, “Kalau begitu andalah yang saya
cari,” jawab orang itu lalu pergi, membuat Yik Sholeh tercengang.
Sejak itu, rumah Habib Sholeh selalu ramai dikunjungi oraang, mujlai sekedar silaturrahmi, sampai
minta berkah doa. Tidak hanya dari tanggul, tetapi juga luar Jawa bahkan luar negeri, seperti
Belanda, Afrika, Cina, Malaysia, Singapura dan lain-lain. Mantan wakil Presiden Adam malik adalah
satu dari sekian pejabat yang sering sowan kerumahnya. Satu bukti kemasyhuran beliau, jika Habib
Sholeh ke Jakarta, menjemputnya bejibun, melebihi penjemputan Presiden,” ujar KH. Abdillah yang
mengenal dengan baik Habib, menggambarkan.
KH.Ahmad Qusyairi bin Shiddiq adalah sahabat karib habib. Dulunya Habib Sholeh sering mengikuti
pengajian KH. Ahmad Qusyairi di Tanggul, tetapi setelah tanda-tanda kewalian Habib mulai
menampak, ganti KH. Qusyairi yang mengaji kepada Habib.
Menjelang wafat, KH. Qusyairi sowan kepada Habib. Tidak seperti biasa, kala itu sambutan Habib
begitu hangat, sampai dipeluk erat-erat. Habib pun mnyembelih seekor kambing khusus menjamu
sang teman karib. Disela-sela bercengkrama, Habib mengatakan bahwa itu terakhir kali yang ia
lakukan. Ternyata beberapa hari kemudian KH. Qusyairi wafat di kediamannya di Pasuruan.
Tersebutlah seorang jenderal yang konon pernah mendapat hadiah pulpen dari Presiden AS D.
Esenhower. Suatu ketika pulpen itu raib saat dibawa ajudannya kepasar (kecopetan). Karuan saja
sang ajudan kalang kabut, sehingga disarankan oleh seorang kenalannya agar minta tolong ke Habib
Sholeh.
Sampai di sana, Habib menyuruh mencari di Pasar Tanggul. Sekalipun aneh, dituruti saja, dan
ternyata pulpen itu tidak ditemukan. Habib menyuruh lagi, lagi-lagi tidak ditemukan. Karena
memaksa, Habib masuk kedalam kamarnya, dan tak lama kemudian keluar dengan menjulurkan
sebuah Pulpen. “Apa seperti ini pulpen itu? Sang ajudan tertegun, karena ternyata itulah pulpen sang
jenderal yang sudah pindah ke genggaman pencopet.
Nama Habib Sholeh kian terkenal dan harum. Kisah-kisah yang menuturkan karamah beliau tak
terhitung. Tetapi perlu dicatat, karamah hanyalah suatu indikasi kewalian seseorang. Kelebihan itu
dapat dicapai setelah melalui proses panjang yaitu pelaksanaan ajaran Islam secara Kaffah. Dan itu
dilakukan secara konsekwen dan terus menerus (istiqamah), sampai dikatakan bahwa Istiqamah itu
lebih mulia dari seribu karamah.
Tengok saja komitmen Habib terhadap nilai-nilai keislaman, termasuk keperduliannya terhadap fakir
miskin, janda dan anak yatim, menjadi juru damai ketika ada perselisihan. Beliau dikenal karena
akhlak mulianya, tidak pernah menyakiti hati orang lain, bahkan berusaha menyenangkan hati mereka,
sampai-sampai dikenal tidak pernah permintaan orang. Siapapun yang bertamu akan dijamu sebaik
mungkin. Habib Sholeh sering menimba sendiri air sumur untuk mandi dan wudu para tamunya.
Maka buah yang didapat, seperti ketika Habib Ahmad Al-Hamid pernah berkata kepada baliau,
kenapa Allah selalu mengabulkan doanya. Habib Sholeh menjawab, “Bagaimana tidak? Sedangkan
aku belum pernah melakukan hal yang membuat-Nya Murka.”
Karomah Waliullah KH. Chamim Jazuli ( Gus Miek )
----------------------------------------------------------
Nama lengkap beliau adalah KH. Chamim Jazuli lahir dari seorang ulama besar di daerah ploso,
mojo, kediri jawa timur. beliau adalah pendiri sema’an alquran dan jamaah dzikrul ghofilin.. sejak
kecil gus miek panggilan akrab beliau sudah memiliki keanehan-keanehan. beliau sering pergi dari
rumah sampai Kyai Jazuli ayah beliau menganggap putranya hilang. Pada waktu di pesantren
ayahnya gus miek jarang sekali mengikuti pengajian di madrasah tetapi anehnya itu semua tidak
membuat gus miek ketinggalan pemahaman tentang agama (kitab kuning) dengan santri-santri ayah
beliau. ketika diuji kemampuan gus miek dalam memahami agama malahan jauh melebihi santri-
santri ayahnya yang setiap hari masuk dan mengaji di madrasah.
Beliau kemudian berguru pada Kyai Dalhar watucongol, Kyai Hamid Pasuruan, dll semua guru dari
gus miek tersebut telah dikenal oleh masyarakat sebagai tokoh agama yang paling berpengaruh di
daerahnya.Pada zaman beliau terdapat suatu ketetapan di organisasi Nahdhatul Ulama (NU) tentang
thoriqoh. Organisasi NU menetepkan bahwa thoriqoh yang resmi dan diakui keberadaannya hanyalah
thoriqoh yang mu’tabaroh artinya silsilah dari thoriqoh itu jelas sampai ke Nabi Muhammad SAW
sedangkan thoriqoh yang tidak mu’tabaroh seperti thoriqohnya sunan kalijogo, syaikh siti jenar itu
tidak diakui keberadaannya. Sungguh tindakan yang sangat bijaksana menurut saya karena pada saat
itu gus miek tidak memihak salah satu thoriqoh seperti yang dilakukan oleh kebanyakan kyai, tetapi
gus miek malahan membuat suatu jama’ah dimana jama’ah tersebut berkumpul melakukan dzikir
bersama tanpa harus diembel-embeli thoriqoh mu’tabaroh atau ghoiru mu’tabaroh yang diberi nama
jama’ah dzikrul ghofilin.
Ini merupakan suatu solusi yang bijaksana dimana beliau mampu mengakomodir segala kepentingan.
setiap orang bisa masuk ke jama’ah yang beliau dirikan baik dari kelompok mu’tabaroh atau ghiru
mu’tabaroh bahkan orang bukan thoriqohpun bisa masuk pokoknya syarat utama untuk masuk
jama’ah dzikrul ghofilin adalah islam.gus miek selain dikenal sebagai seorang ulama besar juga
dikenal sebagai orang yang nyeleneh beliau lebih menyukai da’wah di kerumunan orang yang
melakukan maksiat dibandingkan dengan menjadi seorang kyai yang tinggal di pesantren yang
mengajarkan santrinya kitab kuning. hampir tiap malam beliau menyusuri jalan-jalan di jawa timur
keluar masuk club malam, bahkan nimbrung dengan tukang becak, penjual kopi di pinggiran jalan
hanya untuk memberikan sedikit pencerahan kepada mereka yang sedang dalam kegelapan. Ajaran-
ajaran beliau yang terkenal adalah suluk jalan terabas atau dalam bahasa indonesianya pemikiran
jalan pintas.
Gus Miek salah-satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dan pejuang Islam yang masyhur di tanah Jawa
dan memiliki ikatan darah kuat dengan berbagai tokoh Islam ternama, khususnya di Jawa Timur.
Maka wajar, jika Gus Miek dikatakan pejuang agama yang tangguh dan memiliki kemampuan yang
terkadang sulit dijangkau akal. Selain menjadi pejuang Islam yang gigih, dan pengikut hukum agama
yang setia dan patuh, Gus Miek memiliki spritualitas atau derajat kerohanian yang memperkaya
sikap, taat, dan patuh terhadap Tuhan. Namun, Gus Miek tidak melupakan kepentingan manusia atau
intraksi sosial (hablum minallah wa hablum minannas). Hal itu dilakukan karena Gus Miek
mempunyai hubungan dan pergaulan yang erat dengan (alm) KH. Hamid Pasuruan, dan KH. Achmad
Siddiq, serta melalui keterikatannya pada ritual ”dzikrul ghafilin” (pengingat mereka yang lupa).
Gerakan-gerakan spritual Gus Miek inilah, telah menjadi budaya di kalangan Nahdliyin (sebutan untuk
warga NU), seperti melakukan ziarah ke makam-makam para wali yang ada di Jawa maupun di luar
Jawa.Hal terpenting lain untuk diketahui juga bahwa amalan Gus Miek sangatlah sederhana dalam
praktiknya. Juga sangat sederhana dalam menjanjikan apa yang hendak didapat oleh para
pengamalnya, yakni berkumpul dengan para wali dan orang-orang saleh, baik di dunia maupun
akhirat.
GUS MIEK PUTRA KH.ACHMAD DJAZULI USTMANGus Miek seorang hafizh (penghafal) Al-Quran.
Karena, bagi Gus Miek, Al-Quran adalah tempat mengadukan segala permasalahan hidupnya yang
tidak bisa dimengerti orang lain. Dengan mendengarkan dan membaca Al-Quran, Gus Miek
merasakan ketenangan dan tampak dirinya berdialog dengan Tuhan ,beliaupun membentuk sema’an
alquran dan jama’ah Dzikrul Ghofilin.
gus miek selain dikenal sebagai seorang ulama besar juga dikenal sebagai orang yang nyeleneh
beliau lebih menyukai da’wah di kerumunan orang yang melakukan maksiat seperti discotiq ,club
malam dibandingkan dengan menjadi seorang kyai yang tinggal di pesantren yang mengajarkan
santrinya kitab kuning. hampir tiap malam beliau menyusuri jalan-jalan di jawa timur keluar masuk
club malam, bahkan nimbrung dengan tukang becak, penjual kopi di pinggiran jalan hanya untuk
memberikan sedikit pencerahan kepada mereka yang sedang dalam kegelapan. Ajaran-ajaran beliau
yang terkenal adalah suluk jalan terabas atau dalam bahasa indonesianya pemikiran jalan pintas.
Pernah di ceritakan Suatu ketika Gus Miek pergi ke discotiq dan disana bertemu dengan Pengunjung
yang sedang asyik menenggak minuman keras, Gus Miek menghampiri mereka dan mengambil
sebotol minuman keras lalu memasukkannya ke mulut Gus Miek salah satu dari mereka mengenali
Gus Miek dan bertanya kepada Gus Miek.” Gus kenapa sampeyan ikut Minum bersama kami ?
sampeyankan tahu ini minuman keras yang diharamkan oleh Agama ? lalu Gus Miek Menjawab “aku
tidak meminumnya …..!! aku hanya membuang minuman itu kelaut…hal ini membuat mereka
bertanya-tanya, padahal sudah jelas tadi Gus Miek meminum minuman keras tersebut. Diliputi rasa
keanehan ,Gus miek angkat bicara “sampeyan semua ga percaya kalo aku tidak meminumnya tapi
membuangnya kelaut..? lalu Gus Miek Membuka lebar Mulutnya dan mereka semua terperanjat kaget
didalam Mulut Gus miek terlihat Laut yang bergelombang dan ternyata benar minuman keras tersebut
dibuang kelaut. Dan Saat itu juga mereka diberi Hidayah Oleh Alloh SWt untuk bertaubat dan
meninggalkan minum-minuman keras yang dilarang oleh agama. Itulah salah salah satu Karomah
kewaliyan yang diberikan Alloh kepada Gus Miek.
jika sedang jalan-jalan atau keluar, Gus Miek sering kali mengenakan celana jeans dan kaos oblong.
Tidak lupa, beliau selalu mengenakan kaca mata hitam lantaran lantaran beliau sering menangis jika
melihat seseorang yang “masa depannya” suram dan tak beruntung di akherat kelak.
Ketika beliau dakwah di semarang tepatnya di NIAC di pelabuhan tanjung mas.Niac adalah surga
perjudian bagi para cukong-cukong besar baik dari pribumi maupun keturunan ,Gus Miek yang
masuk dengan segala kelebihannya mampu memenangi setiap permainan, sehingga para cukong-
cukong itu mengalami kekalahan yang sangat besar. Niac pun yang semula menjadi surga perjudian
menjadi neraka yang sangat menakutkan.
Satu contoh lagi ketika Gus miek berjalan-jalan ke Surabaya, ketika tiba di sebuah club malam Gus
miek masuk kedalam club yang di penuhi dengan perempuan-perempuan nakal, lalu gus miek
langsung menuju watries (pelayan minuman) beliau menepuk pundak perempuan tersebut sambil
meniupkan asap rokok tepat di wajahnya, perempuan itupun mundur tapi terus di kejar oleh Gus miek
sambil tetap meniupkan asap rokok diwajah perempuan tersebut. Perempuan tersebut mundur hingga
terbaring di kamar dengan penuh ketakutan, setelah kejadian tersebut perempuan itu tidak tampak
lagi di club malam itu.
Pernah suatu ketika Gus Farid (anak KH.Ahamad Siddiq yang sering menemani Gus Miek)
mengajukan pertanyaan yang sering mengganjal di hatinya, pertama bagaimana perasaan Gus Miek
tentang Wanita ? “Aku setiap kali bertemu wanita walaupun secantik apapun dia dalam pandangan
mataku yang terlihat hanya darah dan tulang saja jadi jalan untuk syahwat tidak ada”jawab Gus
miek.
Pertanyaan kedua Gus Farid menayakan tentang kebiasaan Gus Miek memakai kaca mata hitam baik
itu dijalan maupun saat bertemu dengan tamu…”Apabila aku bertemu orang dijalan atau tamu aku
diberi pengetahuaan tentang perjalanan hidupnya sampai mati. Apabila aku bertemu dengan
seseorang yang nasibnya buruk maka aku menangis, maka aku memakai kaca mata hitam agar orang
tidak tahu bahwa aku sedang menagis “jawab Gus miek.
Adanya sistem Dakwah yang dilakukan Gus miek tidak bisa di contoh begitu saja karena resikonya
sangat berat bagi mereka yang Alim pun Sekaliber KH.Abdul Hamid (pasuruan) mengaku tidak
sanggup melakukan dakwah seperti yang dilakukan oleh Gus Miek padahal Kh.Abdul Hamid juga
seorang waliyalloh.
Tepat tanggal 5 juni 1993 Gus Miek menghembuskan napasnya yang terakhir di rumah sakit Budi
mulya Surabaya (sekarang siloam). Kyai yang nyeleneh dan unik akhirnya meninggalkan dunia dan
menuju kehidupan yang lebih abadi dan bertemu dengan Tuhannya yang selama ini beliau rindukan.
HABIB ‘UMAR BIN HAFIDZ
-------------------------------
Cerita ini berasal dari anak pondok, Suatu ketika saat habib munzir sedang mondok di yaman,
kebetulan saat itu dlm kondisi perang, shg sglanya serba sulit, disaat stok makanan sudah menipis
karena saat itu pengiriman makanan dari luar yaman di blokir oleh pihak penjajah, makanan hanya
cukup untuk keluarga habib umar. tapi ketika habib munzir slsai mkn memergoki anak habib umar
sedang mengambil sisa2 makanan dri habib munzir dan santri2 yg lain, tanya habib munzir kpd anak
trsbt sedang apa? Kata anak itu, saya mengambil sisa2 makanan yg tersisa buat abah (habib umar)
belum makan, Masya Allah sungguh ahlaknya begitu mulia walaupun habib umar dan keluarganya
tidak makan asal santri2nya tidak kelaparan. adakah diantara kita yg sanggup mencontoh ahlaknya
habib umar bin hafid yg rela mementingkan orang lain daripada diri sendiri meskipun dalam kondisi
yg sangat sulit.
Abah Anom
--------------
Ada cerita menarik dari Subhan seorang Dosen IAILM Suryalaya pernah silaturahmi kepada Tuan
Guru Ijai Martapura Kalimantan Selatan. Tuan guru Ijai menyebutkan SYEH A. SHOHIBUL WAFA
TAJUL ARIFIN ADALAH LAUTAN THORIQOH
Tuan Guru Ijai dikenal sebagai seorang Wali Mursyid yg masyhur yang di kunjungi para alim ulama
Habaib dari belahan dunia nama lengkapnya Alimul ‘allamah Al ‘Arif Billah Asy-Syekh Muhammad
Zaini Abd. Ghani ( Tuan Guru Ijai ) bin Al ‘arif Billah Syekh Abd. Ghani bin Syekh Abd. Manaf bin
Syekh Muh. Seman bin Syekh. M, Sa’ad bin Syekh Abdullah bin ‘Alimul ‘allamah Mufti Syekh. M.
Khalid bin ‘Alimul ‘allamah Khalifah Syekh. Hasanuddin bin Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari.
Seorang Wali besar Mufti Kesultanan Indragiri Syekh Abd Rahman Shiddiq, berpendapat bahwa Syekh
Muhammad Arsyad Al-Banjari adalah keturunan Alawiyyin melalui jalur Sultan Abdurrasyid
Mindanao.
Jalur nasabnya ialah Maulana Muhammad Arsyad Al Banjari bin Abdullah bin Abu Bakar bin Sultan
Abdurrasyid Mindanao bin Abdullah bin Abu Bakar Al Hindi bin Ahmad Ash Shalaibiyyah bin Husein
bin Abdullah bin Syaikh bin Abdullah Al Idrus Al Akbar (datuk seluruh keluarga Al Aidrus) bin Abu
Bakar As Sakran bin Abdurrahman As Saqaf bin Muhammad Maula Dawilah bin Ali Maula Ad Dark
bin Alwi Al Ghoyyur bin Muhammad Al Faqih Muqaddam bin Ali Faqih Nuruddin bin Muhammad
Shahib Mirbath bin Ali Khaliqul Qassam bin Alwi bin Muhammad Maula Shama’ah bin Alawi Abi
Sadah bin Ubaidillah bin Imam Ahmad Al Muhajir bin Imam Isa Ar Rumi bin Al Imam Muhammad An
Naqib bin Al Imam Ali Uraidhy bin Al Imam Ja’far As Shadiq bin Al Imam Muhammad Al Baqir bin Al
Imam Ali Zainal Abidin bin Al Imam Sayyidina Husein bin Al Imam Amirul Mu’minin Ali Karamallah
wa Sayyidah Fatimah Az Zahra binti Rasulullah SAW.
‘Alimul ‘allamah Al ‘Arif Billah Syekh M. Zaini Abd. Ghani adalah seorang ulama yang menghimpun
antara thariqat dan haqiqat, dan beliau seorang yang Hafazh AI-Quran beserta hafazh Tafsirnya, yaitu
Tafsir Al-Quran Al-‘Azhim Lil-Imamain Al-Jalalain. Beliau seorang yang “mahfuzh”, yaitu suatu
keadaan yang sangat jarang sekali terjadi, kecuali bagi orang orang yang sudah dipilih oleh Allah
SWT. beliau tidak pernah ihtilam.
Pada usia 9 tahun di malam jumat beliau bermimpi melihat sebuah kapal besar turun dari langit. Di
depan pintu kapal berdiri seorang penjaga dengan jubah putih dan di gaun pintu masuk kapal tertulis
“Safinah al-Auliya”. Beliau ingin masuk, tapi dihalau oleh penjaga hingga tersungkur. Beliaupun
terbangun. Pada malam jum’at berikutnya, beliau kembali bermimpi hal serupa. Dan pada malam
jumat ketiga, beliau kembali bermimpi serupa. Tapi kali ini beliau dipersilahkan masuk dan disambut
oleh salah seorang syaikh. Ketika sudah masuk beliau melihat masih banyak kursi yang kosong.
Ketika beliau merantau ke tanah Jawa untuk mencari ilmu, tak disangka orang yang pertama kali
menyambut beliau dan menjadi guru adalah orang yang menyambut beliau dalam mimpi tersebut
Dalam usia 10 tahun sudah mendapat khususiat dan anugerah dari Tuhan berupa Kasyaf Hissi yaitu
melihat dan mendengar apa-apa yang ada di dalam atau yang terdinding. Pernah rumput-rumputan
memberi salam kepada beliau dan menyebutkan manfaatnya untuk pengobatan dari beberapa
penyakit, begitu pula batu-batuan dan besi
Petikan ceramah Habib ‘Umar hafizahUllah pada 25/02/2006 di kediaman Sayyid Thohir bin Yahya,
Semarang, sebagaimana tercatat dalam buku “Singa Podium” halaman 34 – 37:-
Di dalam hadis, Rasulullah bersabda: “Aku adalah orang yang pertama sekali memohon syafa`at dan
aku adalah orang yang pertama kali diterima syafa`atnya oleh Allah”. Lihatlah di dalam hadis ini !
Rasulullah mengajar agar kita menjalin hubungan dengannya, menjalin hubungan yang erat dengan
Rasulullah SAW. Dahulu para sahabat berkumpul yang dalam perkumpulan itu para sahabat
mengingat Allah, mereka berkumpul mengingat Nabi Muhammad, mengingat orang-orang yang
dimuliakan oleh Allah.
Lihat keadaan kaum muslimin sekarang, berbeda dengan keadaan para sahabat Rasulullah, kaum
muslimin di zaman kita berkumpul mengingat orang-orang yang tidak beriman kepada Allah,
menyebut nama-nama orang yang hina di sisi Allah, sehingga betapa banyak kaum muslimin yang
terpengaruh dengan pemikiran barat, pemikiran orang-orang yang tidak pernah sujud kepada Allah.
Kewajiban kita kaum muslimin adalah kita menyuburkan keimanan di dalam hati kita, kita tingkatkan
keimanan kepada Allah dan tanamkan pada hati-hati kita bahwa kemuliaan hanya milik Allah dan
Rasulullah, keagungan hanyalah milik Allah dan RasulNya. Allah berfirman di dalam al-Quran:
“Kemuliaan, keagungan adalah milik Allah, milik Rasulullah dan milik mereka yang beriman kepada
Allah. Adapun mereka orang-orang munafiqin tidak mengetahui kalau kemuliaan adalah milik Allah.”
Oleh kerana itu ayyuhal ikhwan, mari kita agungkan Allah, kita agungkan mereka orang-orang yang
diagungkan Allah, muliakanlah orang-orang yang dimuliakan oleh Allah. Kewajiban kita
mengagungkan Allah, mengagungkan Rasulullah, mengagungkan para sahabat Rasulullah,
mengagungkan para auliya` Allah. Disebutkan ketika pada suatu hari para sahabat berkumpul,
mereka menyebut tentang keistimewaan para Nabi-Nabi yang terdahulu. Beberapa dari mereka
mengatakan: “Lihatlah Nabi Ibrahim yang dijadikan oleh Allah sebagai Khalilullah.” Maka beberapa
sahabat yang lain mengatakan: “Tapi lihat Nabi Musa yang lebih agung yang dijadikan oleh Allah
sebagai kalimullah, orang yang bicara langsung dengan Allah.” Beberapa lagi mengatakan: “Lihat
Nabi Isa a.s. yang dijadikan oleh Allah sebagai ruhullah sebagai kalimatullah!” Beberapa lagi
mengatakan tentang Nabi Adam yang diciptakan oleh Allah secara langsung.
Ketika mereka sedang menyebutkan keistimewaan para nabi yang terdahulu, datang kepada mereka
Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, ketika Nabi Muhammad datang pada mereka dan
mengucapkan salam kepada mereka, Rasulullah mengatakan kepada mereka: “Wahai para sahabatku,
kalian berkumpul pada saat ini menyebutkan tentang keistimewaan para nabi utusan-utusan Allah,
kalian mengatakan bahawa Nabi Ibrahim adalah khalilullah dan memang demikian Nabi Ibrahim
adalah khalilullah. Dan kalian menyebutkan bahwa Nabi Musa adalah kalimullah, nabi yang berbicara
langsung dengan Allah, yang bermunajat langsung dengan Allah, dan memang demikian adanya Nabi
Musa sebagai kalimullah. Dan demikian pula dengan Nabi Isa dan Nabi Adam, yang mereka adalah
orang yang mulia di sisi Allah `azza wa jalla.” Kemudian Nabi mengatakan kepada mereka:- “Dan
ketahuilah wahai para sahabatku bahwa aku adalah habibullah, aku adalah kekasih Allah, aku adalah
orang pertama yang akan memberikan syafa`at kepada umat manusia di hari kiamat nanti, aku
adalah orang yang termulia dari semua makhluk yang diciptakan Allah, aku adalah nabi pertama yang
akan memasuki surga dan bersamaku orang-orang fuqara` dari kalangan orang-orang mukminin
(orang-orang yang beriman kepada Allah).”
Lihatlah Rasulullah, bagaimana beliau mengajarkan kita agar kita menjalinkan hubungan dengannya,
agar kita selalu menguatkan hubungan dengan Rasulullah. Allah dan RasulNya lebih pantas kita
agungkan, lebih pantas kita muliakan kalau memang kita beriman kepada Allah dan Rasulullah
kawanku semua yang dirahmati Allah, jangan bersedih jika kita bukan golongan orang yang tidak
sampai nasabnya pada Rosullullah…
ingat kawan al istiqomatu khairun min alfi karamah.. istiqomah itu lebih baik daripada seribu
karomah..
mari kita istiqomah sholat berjamaah, mari kita istiqomah membaca qurannya, mari kita istiqomah
puasa sunnahnya, mari kita istiqomah sholat malamnya.. mari kita istiqomah memperbaiki akhlak
dan prilaku kita… mari kita istiqomah bertbuat baik kepada sesama.. mari kita istiqomah
mengamalakan ilmu kita… cukup dengan itu saja kawan, insyaAllah kemulyaan kita akan melebihi
karamah para habaib..
bagaimana kawan, maukah engkau istiqomah??
semoga bermanfaat..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar