Malam itu langit dipenuhi bintang yang
sinarnya berkerlap-kerlip menerangi padang pasir. Cuaca malam terasa
dingin menusuk hingga ke pori-pori. Seorang lelaki berjalan dengan
langkah pasti, menelusuri jalan tanah berdebu. Lelaki tersebut baru saja
menyelesaikan tanya jawab dengan para sahabatnya tentang berbagai hal
menyangkut kehidupan sehari-hari. Entah kenapa,malam itu para sahabat begitu bergairah sehingga acara sesi tanya jawab selesai hingga larut tengah malam.
Lelaki tersebut mempercepat langkah,khawatir kalau-kalau istrinya
terlalu lama menunggu. Sampai dirumah,diketuknya pintu dengan pelan
seraya memanggil istrinya dengan panggilan kesayangan.
“Assalamualaikum,Ya Humairah….!” (Panggilan kesayangan kepada istri
tercinta Sayyidah Aisyah radiallahu anha)
Tidak ada jawaban.
Diulangi sekali lagi,tapi masih belum ada jawaban. Sampai tiga kali dia
mengetuk. Tampaknya istrinya sudah tertidur. “Mungkin ia capek seharian
mengurus rumah, pikir lelaki itu seraya menggelar sorbannya lalu tidur
di depan rumah…subhanallah…..!
Keesokan harinya,ketika sang
istri terbangun dan mendapatkan junjungan dan tambatan hatinya tidur di
depan pintu,pecahlah tangisnya, “Maafkan aku Ya Rasulullah,maafkan aku
kekasih Allah,” sedunya sambil memeluk Rasulullah shalallahu alaihi
wasallam.
Lelaki tersebut adalah sayyidina Muhammad saw,
teladan umat,pemimpin di dunia dan akhirat suatu jabatan terbesar di
dalam seluruh ciptaan Allah Ta`ala, bahkan hingga para malaikat
muqarrabien sekalipun.
Rasulullah saw kekasih
Allah,menyenangkan istrinya,membesarkan hatinya,”Aku yang harus minta
maaf wahai humairah,karena pulang larut malam,”ujarnya dengan lembut.
Duhai Rasulullah,kekaish Allah,begitu agung budi pekertinya begitu baik perlakuanmu kepada istrimu.
Lalu bagaimana dengan kita,bila pulang larut malam dan bersediakah
tidur di luar demi menjaga perasaan sang istri yang telah lelah seharian
mengurus rumah tangga? Padahal barangkali yang kita lakukan hal-hal
yang bersifat duniawi seperti pulang kerja,pulang berniaga dan lain
sebaginya.
Beliau saw memberikan teladan yang paripurna dalam
mendekatkan diri kepada Allah subhanallahu wata`ala dan mengajak
keluarganya dengan sebaik-baik ajakan.
Rasul saw bersabda; “
Yang paling baik iman seseorang mukmin ialah yang paling baik akhlaknya.
Dan sebaik-baik akhlak ialah yang paling baik perlakuannya terhadap
istri-istrinya (HR. Bukhari)
Allahumma shalli `ala sayyidina Muhammad wa`ala alihi washahbihi wasallim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar